18 April 2009

Ujian Akhir Nasional (UAN), Pentingkah?

Tanggal 20 April 2009 (untuk SMA) dan tanggal 27 April 2009 (untuk SMP) akan digelar lagi perhelatan akbar yang katanya untuk menguji kelayakan para siswa-siswi untuk menamatkan pendidikan di sekolah formal yang dibungkus dalam kemasan Ujian Akhir Nasional (UAN).

Bagi siswa dan orang tua termasuk sekolah dan guru-guru, moment ini sangat mendebarkan. Bagi siswa inilah penentu kesuksesan mereka dalam mengikuti proses pembelajaran selama 3 tahun di sekolah. Bagi para orang tua tentunya sangat menginginkan anak-anak mereka berhasil agar kelak bisa menjadi harapan mereka untuk menopang hari tua. Bagi sekolah dan guru, ini adalah pertarungan reputasi tentang baik buruknya kualitas sekolah dan keberhasilan pengajaran dan pendidikan mereka.

Ironis memang, perjuangan panjang selama 3 tahun harus dipertaruhkan dan ditentukan dalam waktu beberapa jam saja yang dilakukan bertahap dalam beberapa hari. Betapa 3 tahun menjadi sia-sia jika dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) para siswa gagal, sungguh sebuah ketidak adilan jika harus melihat perjuangan siswa dan guru dalam membina mereka.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sejak tahun 2006 menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diberikan kebebasan kepada pihak sekolah dan guru untuk menentukan sendiri kurikulumnya. Hal ini berarti bahwa antara satu sekolah dengan sekolah yang lain memiliki kurikulum yang berbeda, dan bukankah tidak masuk akal saat UAN justru soal dibuat terpusat. Sekolah diberi kebebasan tetapi tetap saja soalnya dari pusat. Lalu apa yang terjadi jika soal yang muncul tidak terdapat dalam program guru yang tertuang dalam kurikulumnya? Maka kiamatlah untuk para siswa kita.

Aku adalah guru yang berteriak protes dengan sistem ini. Aku juga ingin protes dengan kebijakan DEPDIKNAS yang menyatukan Fisika, Biologi, Kimia dalam IPA Terpadu yang karenanya saya harus mengajarkan ketiga mata pelajaran tersebut dalam IPA terpadu padahal latar belakang pendidikan saya hanya dari Fisika sehingga sangat tidak mungkin anak didik (siswa) akan kompeten jika gurunya sendiri harus memeras keringat semalam sebelum tampil di kelas.

Selamat mengikuti Ujian Akhir Nasional anak-anakku...
Semoga kalian berhasil melalui rintangan ini...

0 komentar:


Posting Komentar