12 Maret 2009

Kita Pernah Begitu Dekat…

(Judul ini diadopsi dari sebuah cerpen dalam bulletin Quanta yang ditulis oleh senior kami, bulletin yang diterbitkan oleh jurnalis-jurnalis jurusan Fisika FMIPA UNM yang dibagikan sesaat setelah mengikuti Orientasi sebagai Mahasiswa Baru Fisika Angkatan 2000 yang disingkat Mafia ‘2K. Tetapi seiring perjalanan waktu, Bulletin Quanta tinggallah nama)

Tergerak dari tulisan sahabatku Mhomank (AMY), maka hadirlah tulisan ini untuk sekedar membuka lembaran indah masa kuliah bersamanya sebagai sahabat, teman bahkan saudara. Telah lama aku ingin menulis tentangnya tetapi baru saat ini tersampaikan, mungkin karena memang selama ini aku telah kering inspirasi yang tidak kusadari kapan kekeringan itu bermula.

Dalam postingan di blognya yang diberinya nama Catatan Kontemplasi, saudaraku Mhomank bercerita tentang pengalamannya dalam dunia blog yang di sana menyelipkan namaku sebagai salah satu yang dianggapnya guru dan itu cukup membuatku tersanjung. Tetapi sejujurnya terbersit rasa malu dalam diriku karena aku belumlah sampai pada kapasitas sebagai guru dalam dunia blog. Aku hanya kebetulan sedikit kenal dengan dunia bloger dan hingga hari ini belum juga bisa memahaminya. Mungkin aku hanya lebih dulu kenal dengan dunia blog sehingga kondisinya terbalik, hanya persoalan waktu.

Tetapi, terima kasih kawan. Aku anggap kata “Guru” itu sebagai motivasi dan inspirasi untuk lebih memahami dunia blog ini karena dari dulu kamu memang sering menjadi sosok motivator dan inspirator untukku.

Tetapi kawan, tahukah engkau dari mana semua ini berawal? Ngeblog tidak bisa lepas dari kemampuan komputer. Tidak mungkin seseorang bisa ngeblog jika menekan tuts keyboard saja tidak bisa. Berbahagialah peserta didik sekarang yang sejak SMP sudah mengenal komputer karena telah ada dalam kurikulum. Aku sendiri mulai mengenal komputer mulai dari nol saat duduk di bangku kuliah tepatnya tahun 2000 silam, sangat terlambat. Tetapi bukankah orang bijak mengatakan “tidak ada kata terlambat untuk belajar”. Meski kemampuan komputerku tidaklah hebat tetapi setidaknya aku tidak “buta teknologi” khususnya komputer.

Ada banyak aktor yang membantuku belajar komputer karena aku tidak pernah kursus di lembaga kursus. Ada banyak telinga yang harus aku usik dengan pertanyaan-pertanyaan, ada banyak waktu orang lain yang aku sita untuk mengajariku sehingga tidak tepat jika aku menyebutnya otodidak. Salah satu aktornya adalah Mhomank. Saat aku masih merangkak mempelajari komputer, kawanku itu sudah berjalan bahkan sudah berlari. Ketika aku masih melatih jari mengenal tuts, kawanku itu telah mahir instalasi karena mengetik baginya saat itu hanya seujung kuku alias terlalu mudah. Dia mampu mengetik tanpa menatap monitor apalagi keyboard tetapi hanya fokus pada teks yang akan diketik dan luar biasanya nyaris tanpa kesalahan.

Aku banyak belajar darinya atau bahkan lebih banyak mencuri ilmu darinya terlebih karena memang hampir setiap hari kami bersama. Saat Mhomank terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) FMIPA UNM, dia mempercayaiku untuk mendampinginya dalam kepengurusan sebagai Sekretaris Umum padahal aku adalah salah satu kompetitornya dalam pemilihan namun sayang namaku harus tercoret dari kertas suara sesaat sebelum pemilihan karena arogansi ketua Jurusan Fisika UNM saat itu yang tidak menginginkan aku masuk dalam bursa calon ketua umum dengan tidak bersedia menandatangani Transkrip Nilaiku yang menjadi salah satu persyaratan sebagai calon ketua umum. Selepas dari Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) kami masih terus bersama dalam naungan FISIKOM yang kami bangun bersama sebagai sebuah unit usaha untuk membantu penyelesaian kuliah kami. Wah… penjelasannya jadi melebar…

Pernah suatu hari, aku dipanggil untuk menginstal komputer di salah satu organisasi daerah Kabupaten Bulukumba (KKMB) padahal saat itu aku masih belum begitu mahir dalam urusan ini. Tetapi aku beranikan diri untuk mencoba dan alhasil aku jadi merepotkan kawanku Mhomank yang harus mengajariku lewat telpon karena ada banyak bagian yang tidak mampu aku selesaikan. Tetapi dengan penuh kesabaran Mhomank membimbing langkah demi langkah dan pada akhirnya komputer itu selesai juga.

Jika Mhomank menganggapku guru dalam blog, siapakah guru yang sebenarnya?. Sekali lagi ngeblog tidak akan bisa tanpa mengenal komputer. Tetapi begitulah Mhomank yang memiliki banyak keistimewaan dibalut sosoknya yang sederhana dan santai.

Keistimewaan itu telah dia buktikan dengan berhasil menjadi dosen di Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar, di almamater tempat kami bertemu, bersama, bersahabat, bersaudara. Tidak pernah terlintas dalam pikiranku sekali saja sebelumnya sosok yang kukenal di pendopo taman FMIPA UNM saat kami berdua mahasiswa baru adalah cikal bakal seorang dosen, yang aku yakin dengan melihat semangatnya bahwa suatu hari nanti Dia akan menjadi guru besar.
Kusimpankan nama ini untukmu kawan:

Prof. A. Momang Yusuf, S.Si, M.Pd, M.Sc, PhD

Kelak jika suatu hari nanti nama itu muncul di media, di seminar-seminar lokal, regional, nasional atau mungkin internasional, maka akan kuceritakan dan akan kubanggakan kepada anak cucuku bahwa nama itu adalah kawanku…

1 komentar:

AMY on 27/03/09, 13.32 mengatakan...

Waduh kwn,.... Yang guru siapa nih? Hehehe..... Tapi thanks kawan,... Kita semua adalah pembelajar.


Posting Komentar