26 Agustus 2008

Parepare Diambang Pesta Demokrasi

Entah berawal dari mana sehingga ajang PEMILU disebut sebagai PESTA DEMOKRASI. Apa karena dengan Pemilu artinya banyak pesta besar-besaran misalnya menghamburkan uang untuk menarik simpati pemilih entah dengan cara terselubung atau terang-terangan, entah dengan cara haram atau halal, atau pura-pura tidak tahu batas halal-haramnya. Entahlah, aku sendiri tidak memahaminya. Mungkin terlalu bodoh atau lesu melihat proses demokrasi negeri ini yang "katanya" dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Aku kemudian teringat dengan istilah kebanyakan orang Parepare untuk mewakili keraguan atas sesuatu "Tongeng Mo Ga...???"

Apa pun alasannya, apa pun dinamika yang mewarnainya, Demokrasi harus tetap berjalan di negeri kaya raya dan bermartabat kita Indonesia ini. Karena masalah apa pu yang membelit negeri ini tidak mengubah pandangan dan kebanggaanku terhadap negeri ini. Aku tetap bangga dilahirkan dan diberi kesempatan hidup di negeri Indonesia ini.

28 Agustus 2008 adalah salah satu moment yang akan menjadi sejarah bagi Kota Parepare karena pada saat itulah untuk pertama kalinya kota ini akan menyelenggarakan Pesta Demokrasi dalam bentuk pemilihan langsung untuk menentukan Walikota Parepare pilihan rakyat Parepare yang akan memimpin kota ini untuk periode 2008-2013.

Masyarakat pemilih disuguhi lima pasangan kandidat Walikota Parepare berdasarkan urutannya: (1) H.M. Zain Katoe - H. Sjamsu Alam (ZK Bersalam); (2) H.M. Taufan Pawe, SH - dr. Arvanita Andi Dengkeng (Ta'at); (3) H.A. Tadjuddin Kammisi - H.A. Rahman Saleh (Hati Rakyat); (4) H.A. Faisal A Sapada - Paseng Madong (FAS-Dong); (5) H.A. Syamsul Mallarangeng - H.A. Ridha Ali (Syariah). Kelima kandidat inilah yang akan memperebutkan posisi paling strategis di Kota Parepare.

Sebelum pencoblosan tanggal 28 Agustus 2008 telah digelar kampanye untuk memperkenalkan wajah-wajah kandidat dan tentunya visi dan misi mereka kalau tidak mau dibilang "Janji-janji". Berbagai upaya telah dilakukan termasuk konvoi di jalan dengan mengerahkan massa yang jujur saja sangat menganggu kelancaran jalan raya, apalagi banyak diantara simpatisan yang berkendara ugal-ugalan tanpa memperhatikan keselamatan orang lain. Tetapi apa pun itu, bagi saya masih wajar untuk negeri seperti kita yang baru merangkak belajar berdemokrasi.

Sebagai bagian dari kota Parepare saya berharap PEMILU Parepare berjalan dengan lancar dan tertib pada saat pemungutan suara terlebih pasca pemungutan suara. Kita harus belajar dari daerah lain, baik yang sukses maupun yang terhambat dalam proses pemilunya. Kita selayaknya meniru daerah yang sukses dengan menerima apa pun hasilnya dan tidak menjadi "bodoh" dan menodai proses demokrasi.

Bagi kandidat: Selamat berjuang...!!!, dan bagi pendukung: mari menerima dengan lapang dada apa pun hasilnya. Pemenang hanya satu, tapi tidak berarti menjadi kekalahan bagi kandidat lain. Banyak cara untuk memajukan Kota Parepare, tidak hanya dengan menjadi Walikota.

0 komentar:


Posting Komentar