25 April 2010

Penentuan Mutu Pendidikan Melalui UN, Tepatkah?

Pengumuman Ujian Nasional 2010 untuk tingkat SMA sederajat secara resmi akan di gelar besok, Senin tanggal 26 April 2010. Berdasarkan berbagai sumber yang beredar terungkap bahwa dari 76.508 jumlah peserta ujian nasional, tercatat 73.466 siswa yang lulus dan 3.042 siswa dinyatakan tidak lulus. Dari data tersebut maka angka kelulusan untuk tingkat SMA sederajat tahun ini sekitar 96,02%. Persentase ini menurun dari tingkat kelulusan tahun lalu (2008/2009) yang mencapai 98,15% artinya menurun sekitar 2,13%.

Lalu apa arti dari semua angka-angka itu, benarkah bahwa angka tersebut menggambarkan kualitas pendidikan kita. Apakah sebanyak 96,02% peserta UN yang lulus tersebut sudah membuktikan bahwa mereka bermutu dan sebaliknya 3,98% yang tidak lulus adalah peserta yang tidak bermutu? Betapa hebatnya pendidikan Indonesia jika melihat gambaran ini, 73.466 anak Indonesia yang bermutu siap terjun ke masyarakat, generasi yang unggul karena terbukti lulus ujian nasional. Sebaliknya sekitar 3.042 orang lainnya adalah sampah masyarakat yang tidak bermutu. Itu kan tujuan pelaksanaan UN? Untuk menentukan kualitas Pendidikan Nasional yang diukur dari LULUS atau TIDAK LULUS.

Jika argumen tersebut salah? Lalu apa tujuan UN yang sebenarnya? Apakah untuk membuat peserta didik menjadi takut, depresi bahkan bunuh diri ketika mendapati dirinya tidak lulus karena menganggap diri mereka bodoh dan menjadi sampah masyarakat? Kiat tunggu saja besok, berita apa yang akan mewarnai layar TV sebagai efek dari eksekusi Ujian Nasional melalui pengumuman.

Pendidikan kita mutlak harus dimajukan tetapi rumusannya harus jelas. Dan apakah ujian nasional adalah solusi paling tepat sebagai tolok ukur? Mari kita kaji bersama. Mahkamah Agung telah memberikan "warning", namun pemerintah adalah pemegang otoritas tentang ke mana arah pendidikan nasional kita akan dibawa, ke arah yang lebih baik atau sebaliknya.

1 komentar:

frozzy on 02/06/10, 18.22 mengatakan...

memang sangat tidak fair ketika yang dihargai hanya "hasil" dan bukan "proses".
salam kenal dari sesama orang sulawesi, daeng. :D


Posting Komentar