24 April 2007

Maaf Adinda...

Atas setiap tetesan air mata yang menetes dari matamu, dengan segenap jiwa aku minta maaf atasnya. Tak pernah aku berfikir bahwa semua akan seperti ini. Dari awal aku hanya ingin bahwa dengan aku mengenalmu, akan membuatmu selalu tersenyum... selalu... Tapi mengapa semua harus seperti ini. Kau meneteskan air mata tuk semua yang telah terjadi antara kita, suatu hal yang tidak pernah kuingini, tidak sama sekali.
Maafkan Adinda, jika kebersamaan kita selama ini menyisakan rasa yang begitu dalam di hatimu. Aku bukannya tidak menyadari itu. Aku sangat faham akan rasa yang kau pelihara dalam hatimu tapi tidak kusangka sedalam itu.
Dari awal kebersamaan kita, aku sudah mengingatkan bahwa jangan terlalu melibatkan hati karena pasti akan begini jadinya. Aku faham akan semua keinginanmu, tapi di tempat lain dari belahan bumi ini ada seseorang yang mengharapkan hal sama seperti yang kau ingini. Dan dia terlebih dahulu memilikinya sejak sekitar 9 tahun yang lalu.
Aku tidak ingin menyiksa kaum kalian, yang aku pegang hingga kini. Pengkhianatan tak ingin lagi kulakukan karena aku telah pernah menyakitinya dengan hal yang sama namun dia masih memberi belas kasih dan memaafkanku. Aku tidak ingin lagi menyakitinya. Aku juga tidak ingin menyakitimu lebih dalam dengan menunda pengakuanku atau bahkan membohongimu.
Mungkin aku salah, dan sikapku selama ini telah membuat semua rasa di hatimu tumbuh subur. Tapi aku hanya ingin kau bahagia dengan semua perhatianku. Aku memang sangat menyayangimu terlebih saat-saat kamu harus berjuang menghadapi ujian nasional. Aku tidak ingin kau gagal karena kuganggu perasaanmu dengan mengatakan semua tentang diriku sejak awal.
Apa yang terjadi dalam hatiku, cukuplah aku yang tau. Tapi aku ingin menyayangimu sebagai adikku yang manis karena aku gak bisa lakukan lebih dari itu. Tak perlu kau tanya apakah aku menyimpan rasa yang sama, karena semua itu tidak akan berarti apa-apa.
Adinda, aku bukan siapa-siapa. Aku bukan yang terbaik dan tak pantas kau pilih, bukankah aku sudah katakan itu sejak awal. Aku manusia yang punya cinta tapi tak lagi bisa aku gunakan. Kau terlalu baik untuk diperlakukan tidak wajar, aku terlalu sayang sehingga tak mungkin kubohongi tentang siapa diriku. Cukuplah kau mengerti siapa aku, bagaimana aku dan maafkan jalan yang aku pilih.

Atas setiap tetes air matamu...
Pada setiap tetesannya aku mohon maaf

Jadilah Adindaku yang manis...
Tetaplah tersenyum...
Hidup lebih indah dari yang kau bayangkan...

0 komentar:


Posting Komentar